kakek pedagang bakpao di palembang ini sukses besar mengkuliahkan cucunya berkat pola epik mahjong ways 2, pecah scatter beruntun

Merek: INDORAJA
Rp. 10.000
Rp. 100.000 -90%
Kuantitas

Pagi Di 16 Ilir, Aroma Bakpao Dan Harapan

Langit Palembang belum terang betul saat suara peluit LRT menyapa udara pagi. Di sudut kecil dekat Pasar 16 Ilir, seorang lelaki tua dengan gerobak mungil berdiri setia. Wajahnya legam tapi senyumnya ringan. Namanya Damin. Umur? Sudah lewat 70, katanya sambil tertawa kecil. Tapi urusan dorong gerobak dan kukus bakpao, dia tetap nomor satu.

Orang-orang yang lewat biasanya cuma pesan bakpao isi kacang ijo dua biji sambil buru-buru. Tapi tak banyak tahu bahwa Damin menyimpan rahasia yang jauh lebih panas dari kukusan bakpaonya: pola-pola tersembunyi di Mahjong Ways 2.

Iya, game yang katanya susah dipahami tapi sekali nyantol, bisa bikin orang melek sampai subuh.

Sebuah Celah di Tengah Asap Kukusan

Semua bermula dari sore mendung tiga bulan lalu. Waktu itu gerobak belum habis jualannya, dan iseng buka HP lamanya. Sisa kuota anaknya belum habis. Dia buka situs yang katanya ramai diomongin tetangga-tetangga muda di lorong belakang rumahnya: INDORAJA.

Bukan karena penasaran. Tapi karena ingin tahu, kenapa tetangga sebelah bisa beli kulkas baru.

“Tiap malam dia pencet-pencet layar, terus paginya senyum sendiri. Saya pikir dia dapat pesan dari janda,” ujar Pak Damin waktu itu, sambil cekikikan.

Ternyata bukan. Yang dibuka itu game Mahjong Ways 2. Visualnya warna-warni, banyak huruf Tionghoa, dan suara kerincingan yang katanya bikin deg-degan. Awalnya, ngaku bingung. Tapi setelah dua minggu, dia mulai paham pola. Terutama satu: scatter hitam.

Bukan Sekadar Gambar, Tapi Pertanda

Scatter hitam ini bukan sekadar simbol. Bagi yang sudah masuk dalam alur permainannya, scatter hitam bisa jadi semacam jimat digital. Munculnya langka, tapi kalau beruntun, hasilnya luar biasa.

Pak Damin bilang, malam itu dia iseng coba. Modalnya kecil, nggak sampai harga satu bakpao pun. Tapi tiba-tiba, satu simbol hitam muncul. Terus dua. Lalu tiga. Tiba-tiba, layarnya berubah jadi karnaval visual. Huruf-huruf Tionghoa meloncat, suara seperti petasan Imlek, dan angka-angka bertambah cepat.

“Rasanya kayak jualan satu bulan dalam lima menit,” ucapnya. Tangannya gemetar waktu cerita, entah karena emosinya atau memang sudah umur.

Itu bukan yang terakhir. Dua malam kemudian, pola itu terulang. Kali ini lebih ramai. Ada empat scatter hitam yang muncul. Dia bahkan sempat bilang pada cucunya, “Ini kayak lihat rejeki jatuh dari langit tapi lewat huruf Cina.”

Dari Hoki ke Harapan

Cucu Damin, namanya Rifqi. Baru lulus SMA dan nyaris batal kuliah karena biaya. Ibunya buruh laundry, ayahnya buruh bangunan. Tidak banyak yang bisa diharap dari sisi finansial. Tapi berkat kejadian scatter beruntun itu, satu hal berubah: harapan muncul.

tidak langsung euforia. Uangnya dia simpan sebagian, sebagian lagi dia pakai untuk mendaftar kuliah Rifqi di universitas swasta di Palembang. Jurusan Teknik Informatika, katanya, karena cucunya pengin belajar bikin aplikasi. Mungkin suatu saat nanti bisa bikin game seperti yang dimainkan kakeknya.

“Biar nanti dia ngerti rumusnya dari dalam,” ujar Pak Damin sambil tersenyum lebar.

Dunia Scatter dan Dunia Nyata

Mahjong Ways 2 memang bukan hal baru. Tapi yang membuatnya menarik bukan sekadar grafik atau warna, tapi pola. Ada pola harian, pola waktu, bahkan beberapa orang percaya, ada ‘jam keberuntungan’.

tidak percaya mitos-mitos itu. Dia lebih suka mencatat sendiri. Katanya, kalau main antara jam 10 malam sampai 1 pagi, peluang scatter hitam muncul lebih besar. Tentu saja ini tidak ilmiah. Tapi seperti kata dia, “Setiap orang punya waktu rejekinya masing-masing. Saya kebetulan cocoknya malam.”

Pola-pola yang ia pelajari ditulis tangan di buku kecil, bersampul kertas minyak bekas. Tiap halaman penuh angka, tanda panah, dan coretan yang bahkan cucunya tidak sepenuhnya mengerti.

INDORAJA, dan Dunia yang Membuka Jalan

Nama INDORAJA muncul beberapa kali dalam obrolan kami. Bukan sekadar situs, tapi semacam ‘gerbang’. Di dalamnya, ada ratusan permainan, tapi bagi Pak Damin, hanya satu yang punya tempat: Mahjong Ways 2.

“Yang lain kayak makanan cepat saji, bikin kenyang tapi nggak ada rasa,” katanya enteng.

Ada semacam loyalitas diam-diam yang dibangun. Mungkin karena pengalaman pribadi yang begitu dalam. Atau karena dari sinilah dia bisa melihat cucunya melangkah ke universitas.

Dia bahkan bilang, “Saya ini cuma pedagang bakpao. Tapi saya percaya, semua orang bisa ketemu celah rejekinya. Yang penting jangan serakah. Dan jangan asal main.”

Sebuah Catatan dari Pinggir Gerobak

Tiap pagi, tetap menjajakan bakpao. Tidak ada yang berubah secara drastis. Gerobaknya masih sama, pelanggan tetap lewat-lewat dengan langkah cepat, dan LRT tetap lewat jam 6.05.

Tapi diam-diam, dia menyimpan satu keyakinan: bahwa dari layar kecil itu, dunia bisa berubah. Bukan untuk bermewah-mewah, tapi cukup untuk membayar SPP dan beli buku anak cucunya.

Malam harinya, dia masih sesekali buka game itu. Bukan dengan ambisi meledak, tapi dengan rasa penasaran yang halus. Scatter hitam, katanya, bukan cuma soal angka. Tapi tentang peluang. Dan tentang keberanian seseorang membaca tanda-tanda yang sering tak disadari orang lain.

“Yang penting sabar. Sama kayak ngukus bakpao. Nggak bisa buru-buru,” tutupnya.

Dan seperti itulah hidup. Pelan. Penuh uap. Tapi selalu menghangatkan.

@INDORAJA